Logika dalam beragama
Bagi sebagian muslim mungkin menghafal Al-Quran dan Hadis adalah suatu kewajiban sebagai identitas beragama. Tetapi jauh diluar sana banyak yang belum paham bagaimana cara menjelaskan agama islam kepada orang-orang yang ingin mengetahui lebih dalam dan detail. Anggap saja mereka tidak mengetahui bahwa kalian mempunyai kitab suci Al-Quran dan Hadits yang kalian sudah hafal. Lalu bagaimana cara kalian menjelaskannya? Adalah dengan logika jawabannya.
Kita sadar bahwa dalil merupakan suatu hal yang penting sebagai suatu rujukan, lalu bagaimana jika suatu masalah tidak ada dasar hukum sebelumnya, apakah kita dengan berani menyuruh allah agar ada tambahan sedikit didalam Al-Quran? Atau merekayasa perkataan nabi yang berupa Hadits? Maka dari itulah muncul ijma-ijma dan qiyas. Jika kalian pernah belajar tentang dalil pasti kalian juga pernah dengar bahwa dalil terbagi menjadi dua, dalil naqli dan dalil aqli. Naqli yang berupa Al-Quran dan Hadits sedangkan aqli berupa pikiran dan logika, terkadang inilah yang jarang dipahami oleh lembaga-lembaga pendidikan islam atau biasa kita sebut pesantren mereka lebih menekankan hafalan dibanding bahsul masa'il (membahas masalah). Padahal dengan adanya bahsul masa'il mereka para santri bisa lebih mengolah pikiran dan logika mereka untuk memecahkan suatu masalah dan didalamnya sudah pasti Al-Quran dan Hadits ikut turut andil sebagai bahan rujukan mereka.
Maka nanti munculah tulisan-tulisan ini untuk melatih bagaimana logika dalam beragama kita digunakan.
Komentar
Posting Komentar