Amor fati adalah rumus kedua dari filsafat stoikisme, sebagai pelajar
yang baru saja memahami apa itu filsafat stoikisme agaknya rumus kedua ini sedikit
sulit untuk berhasil diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, pernah mendengar berusaha
mencintai sesuatu yang dibenci? Itulah gambaran singkat dari amor fati.
Mencintai
sesuatu yang bahkan kita sendiri atau orang lain pada umumnya membenci hal
tersebut adalah suatu hal yang amat sangat sulit bagi gua pribadi, gimana
enggak? Secara gak langsung kita dituntut untuk mencintai musibah yang datang
menimpa kita. Terdengar tidak masuk akal tetapi inilah filsafat, dengan
berusaha mencintai musibah kita dilatih untuk tidak terus-menerus menggerutu
dengan musibah atau kejadian yang tidak meng-enakan menimpa kita.
Gua pernah mengalami sendiri kejadian ini, waktu itu gua pengen berangkat interview di salah satu perusahaan BUMN yang bergerak dibidang penerbangan. Jadwal menyebutkan jam 9 untuk interview dan karena rumah gua agak jauh dari tempat interview akhirnya gua berangkat jam 7, tetapi karena gua belum pernah ke tempat itu makanya gua pakai google maps untuk membantu gua mengarahkan ke lokasi, tetapi sayangnya di pertengahan jalan gua ditabrak mobil dan itu pertama kalinya gua kecelakaan separah itu, beruntungnya orang yang nabrak gua ini tanggung jawab dan gua sedikit terkejut bahwa yang nabrak gua adalah seorang ustadz muda. Dia meminta maaf dan karena gua gak kebawa emosi juga jadi yaudah masalahnya selesai pada saat itu dan dia mengganti kerugian. Di sela-sela istirahat sebentar setelah tabrakan gua mikir lagi mau lanjutin jalan buat interview apa engga, dengan kemungkinan pasti ditolak karena gua dateng terlambat dan pakaian gua yang udah sedikit kotor karena gua abis jatoh dari kecelakaan, akhirnya gua memutuskan buat dateng aja deh, toh gua jauh-jauh berangkat dari rumah bukan buat kecelakaan begini, gua dateng buat interview dan gua nekat buat tetep lanjut. Dengan berjalannya interview yang gua anggap sedikit baik, gua berharap dapat diterima karena bekerja diperusahaan ini pastinya akan sedikit bergengsi, tetapi fakta berkata lain, gua ditolak.
Sebagai
orang normal pastinya hal kaya gini bakal bikin kesel, gimana engga? Gua udah
berangkat pagi dan dijalan gua kecelakaan tetapi hasil berkata lain, gua
berpikir dimana usaha gua selama ini? Mana istilah usaha tidak akan
mengkhianati hasil? Dengan sangat yakin gua mengatakan gak percaya dengan pribahasa
itu. Setelah mempelajari filsafat stoikisme gua dituntut untuk mencintai
kejadian tersebut dengan mencari apa sisi positif yang bisa diambil dari
kejadian itu, disinilah emosi gua harus dipertaruhkan.
Mencari
sisi positif dari kejadian yang paling gak ngenakin tuh rasanya memang agak sulit
tapi bukan berarti gak bisa, meskipun amat menyedihkan mengingat kejadian waktu itu tapi
gua tetep cari apa sisi positifnya. Dan gua ketemu, andaikan gua keterima waktu
itu mungkin gua gak ngerti apa itu yang namanya perjuangan, karena setelah gua
dapet informasi siapa aja yang lulus ternyata banyak dari mereka yang diterima
harus bela-belain merantau dari kampung untuk bisa kerja di tempat ini, seenggaknya gua
ngerti kenapa gua harus gak keterima. Ya betul, ada yang lebih besar
pengorbanannya dibanding gua.
Itu adalah
kemampuan amor fati untuk mengubah sudut pandang kita ketika tertimpa musibah
atau kejadian yang gak ngenakin agar bagaimana bisa tetap berpikir mencari sisi
positifnya, sulit? Iya karena kita baru mencoba, semoga kedepannya bagaimanapun keadaan kita, kita akan berusaha mencintai apa yang terjadi, di dalam agama mungkin bisa disebut “semua
ada hikmahnya” karena filsafat yang gua cari adalah bagaimana ajaran dalam filsafat ini bisa sejalan dengan agama gua, oh ya gua belum bahas ya kenapa agama gua melarang mempelajari ilmu filsafat? nanti deh gua bahas.
Thank you
selanjutnya gua bakal sebutin lagi apa sih tantangan menarik dari filsafat
stoikisme? dan gua juga gak lupa untuk nanti ngejelasin kenapa agama gua yaitu agama islam bisa sampai melarang mempelajari ilmu filsafat. See you in the next level, thank you.
Komentar
Posting Komentar